BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Candi Prambanan adalah salah satu candi terbesar yang ada di Indonesia dan merupakan salah satu situs kebanggaan yang dimiliki Indonesia baik sebagai objek wisata maupun sarana keagamaan. Candi ini merupakan candi yang bercorak Hindu sesuai dengan fakta sejarah yang ada. Candi ini terbilang cukup unik dan menarik karena pada awalnya candi ini dibangun tidak menggunakan semen atau perekat lainnya. Penulis merasa tertarik untuk mempelajari dan akhirnya menyusunnya dalam bentuk sebuah karya tulis Karya tulis ini ditulis berdasarkan hasil kunjungan ke Candi Prambanan yang terletak di daerah Prambanan Sleman-Yogyakarta. Dalam penulisan karya tulis ini, penulis memiliki beberapa alasan yaitu penulis secara langsung mengamati candi dan wisata yang ditawarkan di sekitar candi prambanan. B. Permasalahan 1. Bagaimana cara melestarikan candi prambanan? 2. bagaimana cara menjaga kebersihan, ketertiban dan kenyamanan pengunjung? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana cara melestarikan candi prambanan? 2. untuk mengetahui bagaimana cara menjaga kebersihan, ketertiban dan kenyamanan pengunjung? D. Manfaat Penelitian 1. Untuk menambah wawasan tentang arti pentingnya melestarikan candi prambanan 2. untuk referensi adik kelas yang ada di SMA PGRI 1 Kudus D. Kajian Pustaka 1. Pengertian Candi Candi adalah sebuah bangunan tempat ibadah dari peninggalan masa lampau yang berasal dari agama Hindu-Buddha. Digunakan sebagai tempat pemujaan dewa-dewa. Namun demikian, istilah 'candi' tidak hanya digunakan oleh masyarakat untuk menyebut tempat ibadah saja. Banyak situs-situs purbakala lain dari masa Hindu-Buddha atau Klasik Indonesia, baik sebagai istana, pemandian/petirtaan, gapura, dan sebagainya, disebut dengan istilah candi. Candi juga berasal dari kata “Candika” yang berarti nama salah satu Dewa kematian Durga. Karenanya candi selalu dihubungkan dengan monumen untuk memuliakan Raja yang meninggal contohnya candi Kidal untuk memuliakan Raja Anusapati. Sebuah candi tidaklah di bangin tanpa arti, melainkan terdapat filosopi-filosopi yang menyertainya, seperti struktur, bentuk, dan lain sebagainya. Suatu candi di masa lampau biasanya berfungsi dan digunakan masyarakat dari latar belakang agamanya, yaitu Hindu-Saiwa, Budha Mahayana, Siwa Buddha dan Rsi. 2. Candi Prambanan Candi Prambanan terletak di lingkungan Taman Wisata Prambanan, kurang lebih 17 km ke arah timur dari Yogyakarta, tepatnya di Desa Prambanan Kecamatan Bokoharjo. Lokasinya hanya sekitar 100 m dari jalan raya YogyaSolo, sehingga tidak sulit untuk menemukannya. Sebagian dari kawasan wisata yang yang terletak pada ketinggian 154 m di atas permukaan laut ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Sleman. sedangkan sebagian lagi masuk dalam wilayah Klaten. Secara administratif kompleks candi ini berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Masyarakat menyebut candi ini dengan nama candi Larajonggrang, suatu sebutan yang sebenarnya keliru. Rara dalam bahasa Jawa untuk menyebut anak gadis. Dalam cerita rakyat, Rara Jonggrang dikenal sebagai putri Prabhu Ratubaka yang namanya diabadikan sebagai nama peninggalan kompleks bangunan di perbukitan Saragedug sebelah selatan Candi Prambanan. Candi Prambanan merupakan candi Hindu yang terbesar di Indonesia. Sampai saat ini belum dapat dipastikan kapan candi ini dibangun dan atas perintah siapa, namun kuat dugaan bahwa Candi Prambanan dibangun sekitar pertengahan abad ke-9 oleh raja dari Wangsa Sanjaya, yaitu Raja Balitung Maha Sambu. Dugaan tersebut didasarkan pada isi Prasasti Syiwagrha yang ditemukan di sekitar Prambanan dan saat ini tersimpan di Museum Nasional di Jakarta. Prasasti berangka tahun 778 Saka 856 M ini ditulis pada masa pemerintahan Rakai Pikatan. E. Metode pengumpulan Data Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menggunakan beberapa metodemetode penulisan. Adapun metode tersebut adalah a. Observasi Yaitu proses pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan lalu mencatatnya dengan sistematis terhadap obyek. Oleh karena itu, penulis menggunakan metode ini agar lebih jelas dan secara langsung dapat mengetahui Candi Prambanan yang berada di Daerah Prambanan. b. Studi Pustaka Yaitu penulis membaca dan mengkaji buku-buku dan brosur yang membahas tentang candi prambanan. BAB II PEMBAHASAN SINGKAT CANDI PRAMBANAN Candi Prambanan merupakan candi hindu yang dibangun oleh raja-raja dinasti Sanjaya pada abad IX, ditemukanya tulisan nama Pikatan pada candi ini yang menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan kemudian diselesaikan oleh raja Rakai Balitung berdasarkan prasasti berangka tahun 856 M “Prasasti Siwargiha” sebagai manifest politik untuk meneguhkan kedudukan sebagai raja yang besar. Terjadinya perpindahan pusat kerajaan Mataram ke Jawa Timur berkaitan tidak terawatnya candi di daerah ini di tambah terjadinya gempa bumi serta beberapa kali letusan gunung merapi menjadikan candi prambanan runtuh tinggal puing-puing batu yang berserakan. Apalagi ditambah dengan gempa pada tahun 2006, Usaha pemugaran pun mulai dilakukan. Pada tanggal 20 Desember 1953 pemugaran Candi induk Loro Jonggrang secara resmi dinyatakan selesai oleh Dr. Ir. Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia Pertama. Komplek percandian prambanan terdiri atas bawa, latar tengah dan latar atas Latar Pusat Latar bawah tak berisi apapun. Didalam latar tengah terdapat reruntuhan candi-candi parawa. Latar pusat adalah latar terpenting diatas berdiri 6 buah candi besar dan kecil. Candi-candi utama terdiri atas 2 deret yang paling berhadapan. Deret pertama yaitu candi Siwa, candi Wisnu, dan candi Brahma. Deret kedua yaitu candi Nandi, candi Angsa dan candi Garuda. Pada ujung lorong yang memisah kedua deretan candi tersebut terdapat candi apit secara keseluruhan percandian ini terdiri atas 240 buah candi. B. DESKRIPSI BANGUNAN Denah asli Candi Prambanan berbentuk persegi panjang, terdiri atas halaman luar dan tiga pelataran, yaitu Jaba pelataran luar, Tengahan pelataran tengah dan Njeron pelataran dalam. Halaman luar merupakan areal terbuka yang mengelilingi pelataran luar. Pelataran luar berbentuk bujur dengan luas 390 m2. Pelataran ini dahulu dikelilingi oleh pagar batu yang kini sudah tinggal reruntuhan. Pelataran luar saat ini hanya merupakan pelataran kosong. Belum diketahui apakah semula terdapat bangunan atau hiasan lain di pelataran ini. Di tengah pelataran luar, terdapat pelataran kedua, yaitu pelataran tengah yang berbentuk persegi panjang seluas 222 m2. Pelataran tengah dahulu juga dikelilingi pagar batu yang saat ini juga sudah runtuh. Pelataran ini terdiri atas empat teras berundak, makin ke dalam makin tinggi. Di teras pertama, yaitu teras yang terbawah, terdapat 68 candi kecil yang berderet berkeliling, terbagi dalam empat baris oleh jalan penghubung antarpintu pelataran. Di teras kedua terdapat 60 candi, di teras ketiga terdapat 52 candi, dan di teras keempat, atau teras teratas, terdapat 44 candi. Seluruh candi di pelataran tengah ini mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, yaitu luas denah dasar 6 m2 dan tinggi 14 m. Hampir semua candi di pelataran tengah tersebut saat ini dalam keadaan hancur. Yang tersisa hanya reruntuhannya saja. Pelataran dalam, merupakan pelataran yang paling tinggi letaknya dan yang dianggap sebagai tempat yang paling suci. Pelataran ini berdenah persegi empat seluas 110 m2, dengan tinggi sekitar 1,5 m dari permukaan teras teratas pelataran tengah. Pelataran ini dikelilingi oleh turap dan pagar batu. Di keempat sisinya terdapat gerbang berbentuk gapura paduraksa. Saat ini hanya gapura di sisi selatan yang masih utuh. Di depan masing-masing gerbang pelataran teratas terdapat sepasang candi kecil, berdenah dasar bujur sangkar seluas 1, 5 m2 dengan tinggi 4 meter. Di pelataran dalam terdapat 2 barisan candi yang membujur arah utara selatan. Di barisan barat terdapat 3 buah candi yang menghadap ke timur. Candi yang letaknya paling utara adalah Candi Wisnu, di tengah adalah Candi Syiwa, dan di selatan adalah Candi Brahma. Di barisan timur juga terdapat 3 buah candi yang menghadap ke barat. Ketiga candi ini disebut candi wahana wahana = kendaraan, karena masing-masing candi diberi nama sesuai dengan binatang yang merupakan tunggangan dewa yang candinya terletak di hadapannya. Candi yang berhadapan dengan Candi Wisnu adalah Candi Garuda, yang berhadapan dengan Candi Syiwa adalah Candi Nandi lembu, dan yang berhadapan dengan Candi Brahma adalah Candi Angsa. Dengan demikian, keenam candi ini saling berhadapan membentuk lorong. Candi Wisnu, Brahma, Angsa, Garuda dan Nandi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, yaitu berdenah dasar bujur sangkar seluas 15 m2 dengan tinggi 25 m. Di ujung utara dan selatan lorong masing-masing terdapat sebuah candi kecil yang saling berhadapan, yang disebut Candi Apit. C. CANDI UTAMA Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Dalam filosopi hindu, Trimurti adalah tiga kekuatan Brahman Sang Hyang Widhi, sebutan Tuhan dalam agama Hindu dalam menciptakan, memelihara, melebur alam beserta isinya. Trimurti terdiri dari 3 yaitu Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Dalam filosopi hindu, Trimurti adalah tiga kekuatan Brahman Sang Hyang Widhi, sebutan Tuhan dalam agama Hindu dalam menciptakan, memelihara, melebur alam beserta isinya. Trimurti terdiri dari 3 yaitu Brahma yang berfungsi sebagai pencipta/Utpathi, Sakti Dewi Saraswati yang merupakan dewi ilmu pengetahuan, Senjata Busur, Simbol A, Warna Merah. Wisnu berfungsi sebagai Pemelihara / Sthiti. Dalam menjalankan tugasnya beliau dibanti oleh Dewi Laksmi atau Sri. Atribut atau Senjata dewa Wisnu adalah Cakram dengan Simbol aksara U,Warna Hitam c. Dewa Siwa berfungsi sebagai Penghancur / Pralina yang memiliki kekuatau atau Sakti Dewi Durga, Uma, dan Parwati. Dewa Siwa bersenjatakan Trisula Dengan Simbol M dan Warna Panca Warna. Apabila simbol dari ketiga dewa tesebut digabungkan, maka akan menjadi AUM yang dibaca "OM" ॐ yang merupakan simbol suci agama Hindu. Inilah yang menjadi dasar candi prambanan. a. Candi Siwa Pada saat ditemukan, Candi Siwa berada dalam kondisi rusak berat. Pemugarannya memakan waktu yang cukup lama, yaitu dimulai pada tahun 1918 dan baru selesai pada tahun 1953. Dinamakan Candi Syiwa karena di dalam candi ini terdapat Arca Siwa. Candi Siwa dikenal juga dengan nama Candi Rara Jonggrang, karena dalam salah satu ruangannya terdapat Arca Durga Mahisasuramardani, yang sering disebut sebagai Arca Rara Jonggrang. Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 2,5 m. Candi Siwa, yang terletak di tengah barisan barat, merupakan candi terbesar. Denah dasarnya berbentuk bujur sangkar seluas 34 m2 dengan tinggi 47 meter. Sepanjang dinding kaki candi dihiasi dengan pahatan dua macam hiasan yang letaknya berselang-seling. Yang pertama adalah gambar seekor singa yang berdiri di antara dua pohon kalpataru. Hiasan ini terdapat di semua sisi kaki Candi Syiwa dan kelima candi besar lainnya. Pada dinding kaki di sisi utara dan selatan Candi Syiwa, hiasan singa di atas diapit dengan panil yang memuat pahatan sepasang binatang yang sedang berteduh di bawah sebatang pohon kalpataru yang tumbuh dalam jambangan. Berbagai binatang yang digambarkan di sini, di antaranya kera, merak, kijang, kelinci, kambing, dan anjing. Di atas setiap pohon bertengger dua ekor burung. Pada sisi-sisi lain dinding kaki candi, baik kaki Candi Syiwa maupun candi besar lainnya, panil bergambar binatang ini diganti dengan panil ber gambar kinara-kinari, sepasang burung berkepala manusia, yang juga sedang berteduh di bawah pohon kalpataru. Tangga untuk naik ke permukaan batur terletak di sisi timur. Tangga atas ini dilengkapi dengan pipi tangga yang dindingnya dihiasi dengan pahatan sulur-suluran dan binatang. Pangkal pipi tangga dihiasi pahatan kepala naga yang menganga lebar dengan sosok dewa dalam mulutnya. Di kiri dan kanan tangga terdapat candi kecil yang beratap runcing dengan pahatan Arca Siwa di keempat sisi tubuhnya. Di puncak tangga terdapat gapura paduraksa menuju lorong di permukaan batur. Di atas ambang gapura terdapat pahatan Kalamakara yang indah. Di balik gapura terdapat sepasang candi kecil yang mempunyai relung di tubuhnya. Relung tersebut berisi Arca Mahakala dan Nandiswara, dewa-dewa penjaga pintu. Di permukaan batur terdapat selasar selebar sekitar 1 m yang mengelilingi tubuh candi. Selasar ini dilengkapi dengan pagar atau langkan, sehingga bentuknya mirip sebuah lorong tanpa atap. Lorong berlangkan ini berbelok-belok menyudut, membagi dinding candi menjadi 6 bagian. Sepanjang dinding tubuh candi dihiasi deretan pahatan Arca Lokapala. Lokapala adalah dewadewa penjaga arah mata angin, seperti Bayu, Indra, Baruna, Agni dan Yama. Sepanjang sisi dalam dinding langkan terpahat relief Ramayana. Cerita Ramayana ini dipahatkan searah jarum jam, dimulai dari adegan Wisnu yang diminta turun ke bumi oleh para raja guna mengatasi kekacuan yang diperbuat oleh Rahwana dan diakhiri dengan adegan selesainya pembangunan jembatan melintas samudera menuju Negara Alengka. Sambungan cerita Ramayana terdapat dinding dalam langkan Candi Brahma. Di atas dinding langkan berderet hiasan ratna. Di bawah ratna, pada sisi luar dinding langkan, terdapat relung kecil dengan hiasan Kalamakara di atasnya. Dalam relung terdapat 2 motif pahatan yang ditampilkan berselang-seling, yaitu gambar 3 orang yang berdiri sambil berpegangan tangan dan 3 orang yang sedang memainkan berbagai jenis alat musik. Pintu masuk ke ruangan-ruangan dalam tubuh candi terdapat di teras yang lebih tinggi lagi. Untuk mencapai teras atas, terdapat tangga di depan masing-masing pintu ruangan. Dalam tubuh candi terdapat empat ruangan yang mengelilingi ruangan utama yang terletak di tengah tubuh candi. Jalan masuk ke ruangan utama adalah melalui ruang yang menghadap ke timur. Ruangan ini ruangan kosong tanpa arca atau hiasan apapun. Pintu masuk ke ruang utama letaknya segaris dengan pintu masuk ke ruang timur. Ruang utama ini disebut Ruang Siwa karena di tengah ruangan terdapat Arca Siwa Mahadewa, yaitu Siwa dalam posisi berdiri di atas teratai dengan satu tangan terangkat di depan dada dan tangan lain mendatar di depan perut. Arca Syiwa tersebut terletak di atas umpak landasan setinggi sekitar 60 cm, berbentuk yoni dengan saluran pembuangan air di sepanjang tepi permukaannya. Konon Arca Syiwa ini menggambarkan Raja Balitung dari Mataram Hindu 898 - 910 M yang dipuja sebagai Siwa. Tidak terdapat pintu penghubung antara Ruang Syiwa dengan ketiga ruang di sisi lain. Ruang utara, barat, dan selatan memiliki pintu sendiri-sendiri yang terletak tepat di depan tangga naik ke teras atas. Dalam ruang utara terdapat Arca Durga Mahisasuramardini, yaitu Durga sebagai dewi kematian, yang menggambarkan permaisuri Raja Balitung. Durga digambarkan sebagai dewi bertangan delapan dalam posisi berdiri di atas Lembu Nandi menghadap ke Candi Wisnu. Satu tangan kanannya dalam posisi bertelekan pada sebuah gada, sedangkan ketiga tangan lainnya masing-masing memegang anak panah, pedang dan cakram. Satu tangan kirinya memegang kepala Asura, raksasa kerdil yang berdiri di atas kepala mahisa lembu, sedangkan ketiga tangan lainnya memegang busur, perisai dan bunga. Arca Durga ini oleh masyarakat sekitar disebut juga Arca Rara Jonggrang, karena arca ini diyakini sebagai penjelmaan Rara Jonggrang. Rara Jonggrang adalah putri raja dalam legenda setempat, yang dikutuk menjadi arca oleh Bandung Bandawasa. Dalam ruang barat terdapat Arca Ganesha dalam posisi bersila di atas padmasana singgasana bunga teratai dengan kedua telapak kaki saling bertemu. Kedua telapak tangan menumpang di lutut dalam posisi tengadah, sementara belalainya tertumpang dilengan kiri. Arca Ganesha ini menggambarkan putra mahkota Raja Balitung. selempang di bahu menunjukkan bahwa ia juga seorang panglima perang. Dalam ruang selatan terdapat Arca Agastya atau Siwa Mahaguru. Arca ini meliliki postur tubuh agak gemuk dan berjenggot. Siwa Mahaguru digambarkan dalam posisi berdiri menghadap ke Candi Brahma di selatan dengan tangan kanan memegang tasbih sdan tangan kiri memegang sebuah kendi. Di belakangnya, di sebelah kiri terdapat pengusir lalat dan di sebelah kanan terdapat trisula. Konon Arca Siwa Mahaguru ini menggambarkan seorang pendeta penasihat kerajaan. Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, anda akan menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga istri Siwa, Agastya guru Siwa, dan Ganesha putra Siwa. b. Candi Wisnu Candi Wisnu terdapat di sebelah utara Candi Siwa. Tubuh candi berdiri di atas batur yang membentuk selasar berlangkan. Tangga untuk naik ke permukaan batur terletak di sisi timur. Di sepanjang dinding tubuh candi berderet panil dengan pahatan yang menggambarkan Lokapala. Sepanjang dinding dalam langkan dihiasi seretan panil yang memuat relief Krisnayana. Krisnayana adalah kisah kehidupan Krisna sejak ia dilahirkan sampai ia berhasil menduduki tahta Kerajaaan Dwaraka. Di atas dinding langkan berderet hiasan ratna. Di bawah ratna, pada sisi luar dinding langkan, terdapat relung kecil dengan hiasan Kalamakara di atasnya. Dalam relung terdapat pahatan yang menggambarkan Wisnu sebagai pendeta yang sedang duduk dengan berbagai posisi tangan. Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, dipersembahkan kepada Batara Wisnu, yang menghadap ke arah utara. Candi Wisnu hanya mempunyai 1 ruangan dengan satu pintu yang menghadap ke timur. Dalam ruangan tersebut, terdapat Arca Wisnu dalam posisi berdiri di atas 'umpak' berbentuk yoni. Wisnu digambarkan sebagai dewa bertangan 4. Tangan kanan belakang memegang Cakra senjata Wisnu sedangkan tangan kiri memegang tiram. Tangan kanan depan memegang gada dan tangan kiri memegang setangkai bunga teratai. c. Candi Brahma Candi Brahma yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma. Luas dasarnya 20 meter persegi dan tingginya 37 meter. Di dalam satu-satunya ruangan yang ada, berdirilah arca brahma berkepala 4 dan bertangan 4. Arca ini sebenarnya sangat indah tetapi sudah rusak salah satu tangannya memegang tasbih yang satunnya lagi memegang “kamandalu” tempat air. Ke empat wajahnya menggambarkan ke empat kitab suci Weda masing-masing menghadap ke arah mata angin. Ke empat lengannya menggambarkan ke empat arah mata angin. Sebagai pencipta ia membawa air karena seluruh alam keluar dari air. Tasbih menggambarakan waktu dasar kaki candi juga di kelilingi oleh selasar yang di batasi pagar langkah dimana pada dinding langkah ceritera Ramayana dan Relief serupa pada candi siwa sehingga tamat. D. PERKEMBANGAN PEMUGARAN CANDI PRAMBANAN Candi yang dibangun pada sekitar tahun 850 Masehi ini mengalami beberapa renovasi sejak tahun pembuatannya. Tidak lama setelah dibangun, candi ini ditinggalkan dan mulai rusak. Renovasi candi ini dimulai pada tahun 1918, dan sampai sekarang belum selesai. Bangunan utama baru diselesaikan pada tahun 1953. Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu baru, karena batubatu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja. Sekarang, candi ini adalah sebuah situs warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO mulai tahun 1991, berarti bahwa kompleks ini terlindung dan memiliki status istimewa, misalkan juga dalam situasi peperangan. Pada 27 Mei 2006 gempa bumi dengan kekuatan 5,9 pada skala Richter sementara United States Geological Survey melaporkan kekuatan gempa 6,2 pada skala Richter menghantam daerah Bantul dan sekitarnya. Gempa ini menyebabkan kerusakan hebat terhadap banyak bangunan dan kematian pada penduduk di sana. Salah satu bangunan yang rusak parah adalah kompleks Candi Prambanan, khususnya Candi Brahma,beberapa kerusakan akibat gempa 27 Mei 2006 lalu kini sedang diperbaiki. Sejak tanggal 18 September 2006 serta perawatan berkala. E. MENJAGA KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN DI CANDI PRAMBANAN Untuk menjaga kesakralran candi prambanan maka diterapkan aturan baru. Aturan mewajibkan seluruh pengunjung candi prambanan memakai sarung batik dan sandal bersol karet, terutama bagi yang bercelana pendek atau rok mini. Aturan yang berlaku baik untuk wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik mengenai sandal bersol karet untuk menjaga agar batu candi tidak aus karena gesekan. Tahun ini pihak pengelola candi menggalakkan berbagai program untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Pihak yang menggalakkan program ini yaitu PT Taman Wisata Candi Borobudur dan Ratu Boko PT TWCBPRB dan bertujuan karena candi itu sejatinya adalah tempat ibadah, maka sebagai pengunjung kesopanan harus dijaga. Bersikaplah yang sewajarnya dan jangan berbuat yang melanggar etika beringkah laku seperti merusak areal percandian, mencoret candi, menaiki candi, dan lain sebagainya. F. FASILITAS KENYAMANAN DI KOMPLEKS CANDI PRAMBANAN Segala informasi yang berkenaan dengan Candi Prambanan, berikut berbagai jenis cindera mata, hingga buku-buku kepariwisataan dan potensi tujuan wisata sekitar DIY atau Jateng, bisa wisatawan dapatkan di Pusat Penerangan Candi Prambanan. Dan demi memudahkan wisatawan menikmati segala keindahan, disediakan sebuah rangkaian Kereta Mini yang akan mengelilingi kawasan Taman Wisata Candi Prambanan hingga ke Candi Sewu. Selain itu, kawasan Taman Wisata Candi Prambanan juga memiliki Arena Bermain Anak-Anak yang sejuk dan nyaman, dimana sering digunakan sebagai tempat lomba burung berkicau. Masyarakat umum juga dapat memanfaatkan Bumi Perkemahan Rama Shinta yang tersedia di dalam kawasan untuk acara-acara pertemuan, acara keluarga, ulang tahun, perpisahan sekolah maupun resepsi pernikahan. Sebab di Bumi Perkemahan tersedia tempat parkir, pendopo, toilet, kamar mandi dan lapangan olahraga yang dapat dimanfaatkan. Bahkan disini juga tersdia penyewaan tenda, pengeras suara, meja, kursi, lampu penerangan dan acara kesenian-Reog. BABIV PENUTUP A. SIMPULAN Dari hasil penelitian dan kunjungan maka penulis dapat menyimpulkan 1. Candi prambanan sangat terjaga kelestariaannya 2. Kebersihan, ketertiban dan kenyamanan di Candi Prambanan sehingga banyak wisatawan domestik dan mancanegara yang datang B. SARAN-SARAN 1. Biasakan menjaga kebersihan, ketertiban dan kenyamanan dalam berkunjung ke Candi Prambanan karena tempat tersebut sejatinya adalah tempat ibadah 2. Sebaiknya upaya-upaya yang dilakukan pemerintah,warga sekitar maupun wisatawan untuk menjaga dan melestarikan Candi Borobudur tersebut tetap menjadi daya tarik terutama dari segi kepariwisataan , arkeologi dan ilmu pengetahuan . DAFTAR PUSTAKA Candi diIndonesia. CandiPrambanan. 29 januari 2012 Candi-candi di Jawa Tengah 2011. Candi Prambanan. http//candidiy . 29 januari 2012 Djogjakarta 2008. Candi Prambanan. /hr/candiprambanan/ 29 januari 2012. Fariable 2011. Kompleks candi prambanan-candi Roro Jonggrang. 29 januari 2012 Google 2012. Hasil penelusuran Gambar. http// 29 januari 2012. 2011, Laporan Hasil Karya Tulis Ke Candi Prambanan. laporan-hasil -karya-tuliske-candi Komplek percandian prambanan loro jonggrang dan candi sekitarnya. PT Taman wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko. Klaten2013 GAMBAR-GAMBAR Panorama CANDI PRAMBANAN di sore hari Penulis berada di CANDI PRAMBANAN Konpleks Candi Prambanan Denah kompleks candi prambanan Arca di relung Candi Prambanan denah persebaran candi di Jogjakarta Denah Candi PrambananThispage was exported from - Karya Tulis Ilmiah Export date: Sat Sep 2 17:29:17 2017 / +0000 GMT Karya Tulis Candi Prambanan LINK DOWNLOAD [334.74 KB] Karya Tulis Candi Prambanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogyakarta adalah tempat obyek wisata yang tidak asing lagi dimata orang ataupun di berbagai manca Negara. Disitu banyak
adalah bangunan luar biasa cantik yang dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Menjulang setinggi 47 meter 5 meter lebih tinggi dari Candi Borobudur, berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi ini terletak 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, di tengah area yang kini dibangun taman indah. Ada sebuah legenda yang selalu diceritakan masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, lelaki bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak mencintai, Jonggrang meminta Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi. Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi. Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, anda akan menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga istri Siwa, Agastya guru Siwa, dan Ganesha putra Siwa. Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang diceritakan di atas. Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, anda hanya akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga Candi Brahma yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma. Candi pendamping yang cukup memikat adalah Candi Garuda yang terletak di dekat Candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda. Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu yang bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap mirip elang. Diperkirakan, sosok itu adalah adaptasi Hindu atas sosok Bennu berarti 'terbit' atau 'bersinar', biasa diasosiasikan dengan Dewa Re dalam mitologi Mesir Kuno atau Phoenix dalam mitologi Yunani Kuno. Garuda bisa menyelamatkan ibunya dari kutukan Aruna kakak Garuda yang terlahir cacat dengan mencuri Tirta Amerta air suci para dewa. Kemampuan menyelamatkan itu yang dikagumi oleh banyak orang sampai sekarang dan digunakan untuk berbagai kepentingan. Indonesia menggunakannya untuk lambang negara. Konon, pencipta lambang Garuda Pancasila mencari inspirasi di candi ini. Negara lain yang juga menggunakannya untuk lambang negara adalah Thailand, dengan alasan sama tapi adaptasi bentuk dan kenampakan yang berbeda. Di Thailand, Garuda dikenal dengan istilah Krut atau Pha Krut. Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat kisah Ramayana. Menurut para ahli, relief itu mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan lewat tradisi lisan. Relief lain yang menarik adalah pohon Kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon Kalpataru digambarkanJUDULKARYA : KALPATARU 2 Oleh : I MADE SUKANADI tentang candi Prambanan mulai dari cerita mitologi pembuatan candi Prambanan, tipelogi, tata letak , bentuk dan masing-masing fungsi dari setiap candi yang Menurut buku Relief Ramayana Candi Prambanan yang di tulis oleh Moertjipto, Bambang Prasetyo, Indra Dewa Kusuma, dan Darmoyo LAPORAN HASIL STUDI WISATA “HUBUNGAN SEJARAH BERDIRINYA CANDI PRAMBANAN TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN” Diajukan sebagai Persyaratan Mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer UNBK Tahun Ajaran 2019/2020 DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS SMA NEGERI 1 BANJAR AGUNG KABUPATEN TULANG BAWANG 2020 LEMBAR PENGESAHAN DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH Guru Pembimbing Nuraini Trilowati, .......... NIP 197207212005012007 MENGETAHUI, Kepala SMA Negeri 1 Banjar Agung Anwar, NIP 19680724 199010 1 001 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT. Tuhan yang Maha Esa atas bimbingan dan anugrah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Karya Tulis Ilmiah KTI dengan judul “HUBUNGAN SEJARAH BERDIRINYA CANDI PRAMBANAN TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN” tugas ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer UNBK. Perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada 1. Bapak Anwar, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Banjar Agung, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan studitur ke Yogyakarta dan Bali. 2. Ibu Nuraini Trilowati, yang telah memberikan bimbingan sehingga laporan hasil studitur ini dapat selesai dengan tepat waktu. 3. Orang tua penulis yang selalu memberikan semangat dan telah membiayai penulis selama menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Banjar Agung dan melaksanakan studitur ke Yogyakarta dan Bali. 4. Teman-teman penulis yang telah memberikan bantuan moral maupun material kepada penulis selama penyusunan laporan ini sehingga dapat selesai tepat waktu. 5. Kepada pihak lain yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam penyusunan laporan, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan minim penjelasan karena keterbatasan kemampuan penulis, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk menuju kearah kesempurnaan itu. Harapan penulis semoga karya tulis ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai khasanah ilmu pengetahuan bagi kita semua. Banjar Agung, Maret 2020 Penulis Wahyuni Amalia NISN 0014756014 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN........................................................... ii KATA PENGANTAR.................................................................. iii DAFTAR ISI............................................................................ v BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang............................................................ 1 Rumusan Masalah........................................................ 2 Tujuan Penulisan......................................................... 2 Manfaat Penulisan....................................................... 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Candi........................................................ .3 Sejarah Candi Prambanan............................................ .3 Peranan Candi Prambanan sebagai Hasil Kebudayaan Bangsa Indonesia....................................................... .6 Deskripsi Bangunan Candi Prambanan .......................... 7 BAB III PEMBAHASAN Temuan-temuan.......................................................... 10 Candi Siwa ................................................... 10 Arca Siwa Mahadewa .................................... 11 Arca Siwa Mahaguru ...................................... 11 Arca Ganesa ................................................. 12 Arca Durga Atau Rorojongrang ....................... 12 Candi Brahma ............................................... 12 Candi Wisnu ................................................. 13 Candi Nandi .................................................. 14 Candi Angsa.................................................. 15 Candi Garuda............................................... 15 Candi Apit................................................... 15 Candi Kelir................................................... 15 Candi Sudut................................................. 15 Hubungan Candi Prambanan dengan Pendidikan............. 16 BAB IV PENUTUP Kesimpulan ..................................................................... 17 Saran ............................................................................. 17 DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 18 LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan Negara kepulauan. Salah satunya adalah pulau Bali, setiap tahunnya ada wisatawan asing maupan domestik yang datang mengunjungi tempat wisata dan budaya Bali. Bali memiliki banyak objek wisata yang cukup terkenal seperti Garuda Wisnu Kencana atau sering dikenal dengan nama GWK, pantai Dreamland, pantai Pura Tanah Lot, Pantai Tanjung Benoa, pantai Seminyak,pantai Kuta, Pantai Sanur, pasar Sukawati, pantai Lovina, danau Bedugul, pura Uluwatu. Bali memiliki banyak ketertatikan seperti,keindahan alam yang dimilikinya, kebudayaannya yang masih terjaga dengan baik,dan banyaknya obyek wisata alam dan budaya yang membuat banyak orang penasaran untuk mengunjunginya Cara untuk memperkenalkan sejarah bangsa Indonesia adalah dengan mengajak peserta didik berkunjung ke wisatawisata bersejarah. Dalam lingkup sekolah, kegiatan tersebut dikenal dengan sebutan studytour. Kegiatan study tour juga merupakan salah satu program yang terlaksana di SMA N 1 Banjar Agung. Kegiatan ini dilakukan untuk lebih memahankan siswa lebih dari sekedar teori namun siswa/i terjun langsung ke lapangan untuk mengetahui kebenaran dari suatu teori. Berdasarkan hal tersebut maka sekolah SMAN 1 Banjar Agung melakukan kunjungan ke berbagai tempat wisata yang ada di Yogyakarta dan Bali. Serta untuk lebih memahami bentuk ekonomi apa yang ada di lokasi yang dikunjungi, penulis membuat laporan yang diberi judul “Hubungan Sejarah Candi Prambanan Terhadap Dunia Pendidikan” dan juga dalam bentuk pemenuhan tugas yang diperuntukkan izin mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer UNBK. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah laporan dengan judul Hubungan Sejarah Candi Prambanan Terhadap Dunia Pendidikan adalah sebagai berikut Bagaimana Hubungan Sejarah Candi Prambanan Terhadap Dunia Pendidikan? Adapun tujuan pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut Sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Nasional Berbaasis Komputer UNBK tahun ajaran 2020/2021. Mengetahui hubungan Sejarah Candi Prambanan Terhadap Dunia Pendidikan. Hasil yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat bagi Memperoleh izin mengikuti Ujian Nasional Berbaasis Komputer UNBK, menambah wawasan pengetahuan penulis dalam membuat karya tulis ilmiah. Menambah pengetahuan bagi pembaca tentang informasi hubungan candi prambanan dengan dunia pendidikan. Sebagai referensi penulisan karya tulis ilmiah KTI adik kelas. BAB II KAJIAN PUSTAKA Candi adalah sebuah bangunan tempat ibadah dari peninggalan masa lampau yang berasal dari agama Hindu-Buddha. Digunakan sebagai tempat pemujaan dewa-dewa. Namun demikian, istilah 'candi' tidak hanya digunakan oleh masyarakat untuk menyebut tempat ibadah saja. Banyak situs-situs purbakala lain dari masa Hindu-Buddha atau Klasik Indonesia, baik sebagai istana, pemandian/petirtaan, gapura, dan sebagainya, disebut dengan istilah candi. Candi juga berasal dari kata “Candika” yang berarti nama salah satu Dewa kematian Durga. Karenanya candi selalu dihubungkan dengan monumen untuk memuliakan Raja yang meninggal contohnya candi Kidal untuk memuliakan Raja Anusapati. Sebuah candi tidaklah di bangin tanpa arti, melainkan terdapat filosopi-filosopi yang menyertainya, seperti struktur, bentuk, dan lain sebagainya. Suatu candi di masa lampau biasanya berfungsi dan digunakan masyarakat dari latar belakang agamanya, yaitu Hindu-Saiwa, Budha Mahayana, Siwa Buddha dan Rsi Ahyar Ahyar, 2016. Sejarah Candi Prambanan Candi Prambanan terletak di lingkungan Taman Wisata Prambanan, kurang lebih 17 km ke arah timur dari Yogyakarta, tepatnya di Desa Prambanan Kecamatan Bokoharjo. Lokasinya hanya sekitar 100 m dari jalan raya Yogya-Solo, sehingga tidak sulit untuk menemukannya. Sebagian dari kawasan wisata yang yang terletak pada ketinggian 154 m di atas permukaan laut ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Sleman. sedangkan sebagian lagi masuk dalam wilayah Klaten. Secara administratif kompleks candi ini berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Masyarakat menyebut candi ini dengan nama candi Larajonggrang, suatu sebutan yang sebenarnya keliru. Rara dalam bahasa Jawa untuk menyebut anak gadis. Dalam cerita rakyat, Rara Jonggrang dikenal sebagai putri Prabhu Ratubaka yang namanya diabadikan sebagai nama peninggalan kompleks bangunan di perbukitan Saragedug sebelah selatan Candi Prambanan. Candi Prambanan merupakan candi Hindu yang terbesar di Indonesia. Sampai saat ini belum dapat dipastikan kapan candi ini dibangun dan atas perintah siapa, namun kuat dugaan bahwa Candi Prambanan dibangun sekitar pertengahan abad ke-9 oleh raja dari Wangsa Sanjaya, yaitu Raja Balitung Maha Sambu. Dugaan tersebut didasarkan pada isi Prasasti Syiwagrha yang ditemukan di sekitar Prambanan dan saat ini tersimpan di Museum Nasional di Jakarta. Prasasti berangka tahun 778 Saka 856 M ini ditulis pada masa pemerintahan Rakai Pikatan. Candi prambanan merupakan candi hindu yang di bangun oleh raja-raja dinasti sanjaya pada abad IX, di temukanya tulisan nama pikatan pada candi ini yang menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh rakai pikatan kemudian di selesaikan oleh raja rakai Belitung berdasarkan prasati berangka pada tahun 856M “prasasti siwargiha” sebagai manifest politik untuk meneguhkan kedudukan sebagai raja yang besar. Terjadinya pemindahan pusat kerajaan mataram ke jawa timur berkaitan tidak terawatnya candi di daerah ini, ditambah terjadinya gempa bumi serta di tambah beberapa kali letusan gunung berapi menjadikan candi prambanan runtuh tinggal puing-puing batu yang berserakan. Pada tanggal 20 desember 1953 pembugaran candi induk loro jonggrang secara resmi dinyatakan selesai oleh dokter ir. Soekarno sebagai presiden republik Indonesia pertamar. Komplek percandian prambanan terdiri atas bawah latar dan tengah dan latar atas latar pusat latar bawah tak berisi apapun di dalam latar tengah terdapat reruntuhan candi-candi parawa. Latar pusat adalah latar terpenting diatas berdiri enam buag candi besar dan kecil candi-candi utama terdiri dari 2 deret yang paling berhadapan deret pertama yaitu candi siwa, candi wisnu, dan candi brahma. Deret kedua yaitu candi nandi, candi angsa dan candi garuda. Pada ujung lorong yang memisah kedua deretan candi tersebut terdapat candi apit secara keseluruhan percandian ini terdiri 240 buah candi. Candi roro jonggrang yang sering disebut candi prambanan terletak di perbatasan daerah istimewa Yogyakarta dan profinsi jawa tengah kurang lebih 17km kearah timur kota Yogyakarta atau kurang lebih 53 sebelah barat masuk Yogyakarta dan komplek bagian timur termasuk wilayah jawa tengah. Candi prambanan berdiri di sebelah timur sebagai afok kurang lebih 200 meter sebelah utara jalan Yogyakarta – solo. Candi Prambanan terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah. Kurang lebih 17 km kearah timur dari kota Yogyakarta atau kurang lebih 53 km sebelah barat solo. Kompleks percandian prambanan ini masuk kedalam dua wilayah yakni komplek bagian barat masuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan bagian timur masuk Provinsi Jawa Tengah. Percandian prambanan berdiri sebelah timur sungai kopak kurang lebih 200 m sebelah utara jalan raya Yogya Solo. Bentuk candi prambanan adalah sosok candi ramping dan kakinya bersusun dua, dinding tubuh candi diberi kesan bertingkat dua oleh bingkai sabuk dan atap candi bertingkat-tingkat dengan susunan yang amat kompleks, masing-masing dihiasi sejumlah “Ratna” dan puncaknya terdapat Ratna terbesar Mustif, 2012. Peranan Candi Prambanan Sebagai Hasil Kebudayaan Bangsa Indonesia Nama prambanan berasal dari nama dua tempat candi ini berdiri, di duga merupakan perubahan nama dialek jawa dari theology hindu pada Brahman yang bermakna “Brahman agung” yaitu Brahman atau realitas abadi tertinggi dan teragung yang tak tergambarkan yang kerap di samakan dengan konsep tuhan dalam agama hindu. Nama asli komplek candi hindu ini adalah nama dari bahasa sangseketa siwargha ruamh siwa atau siwa laya alam siwa berdasarkan prasasti siwargha yang bertarik 778 saka 856 masehi Candi perambanan banyak memiliki peranan antara lain a. Pada masa dahulu peran candi prambanan dalam masyarakat adalah sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang , candi prambanan merupakan kuil hindu yang di bangun oleh kerajaan maja pahit di masa dinasti sanjaya kerjaan ini hidup hingga abad ke16 m. ketika islam mulai berkembang priode ini di kenal sebagai priode hindu Indonesia dan bertahan selama 16 abad penuh. Pada masa sekarang candi prambanan masih digunakan acara hari besar agama hindu yang masih di lakukan secara rutin, salah satunya adalah hari raya nyepi. Candi prambanan jga di gunakan sebagai tempat wisata dan rereasi yang di kunjungi oleh wisatawan local maupun mancan Negara. Selain itu bagi masyarakat yogya candi juga dapat menyerap tenaga kerja sehingga jumlah pengangguran dapat di tekan. Selain itu juga candi prambanan berfungsi sebagai media edukasi observasi oleh semua pihak dank arena yogya merupakan kota pelajar dari berbagai penjuru Indonesia dan juga sebagai salah setu kebanggaan Negara Indonesia. Candi prambanan juga memberikan keuntungan bagi pemerintah karna dengan adanya wisatawan baik domestic wisatawan asing akan memberikan devisa Putra, 2014. Deskripsi Bangunan Candi Prambanan Denah asli Candi Prambanan berbentuk persegi panjang, terdiri atas halaman luar dan tiga pelataran, yaitu Jaba pelataran luar, Tengahan pelataran tengah dan Njeron pelataran dalam. Halaman luar merupakan areal terbuka yang mengelilingi pelataran luar. Pelataran luar berbentuk bujur dengan luas 390 m2. Pelataran ini dahulu dikelilingi oleh pagar batu yang kini sudah tinggal reruntuhan. Pelataran luar saat ini hanya merupakan pelataran kosong. Belum diketahui apakah semula terdapat bangunan atau hiasan lain di pelataran ini. Di tengah pelataran luar, terdapat pelataran kedua, yaitu pelataran tengah yang berbentuk persegi panjang seluas 222 m2. Pelataran tengah dahulu juga dikelilingi pagar batu yang saat ini juga sudah runtuh. Pelataran ini terdiri atas empat teras berundak, makin ke dalam makin tinggi. Di teras pertama, yaitu teras yang terbawah, terdapat 68 candi kecil yang berderet berkeliling, terbagi dalam empat baris oleh jalan penghubung antarpintu pelataran. Di teras kedua terdapat 60 candi, di teras ketiga terdapat 52 candi, dan di teras keempat, atau teras teratas, terdapat 44 candi. Seluruh candi di pelataran tengah ini mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, yaitu luas denah dasar 6 m2 dan tinggi 14 m. Hampir semua candi di pelataran tengah tersebut saat ini dalam keadaan hancur. Yang tersisa hanya reruntuhannya saja. Pelataran dalam, merupakan pelataran yang paling tinggi letaknya dan yang dianggap sebagai tempat yang paling suci. Pelataran ini berdenah persegi empat seluas 110 m2, dengan tinggi sekitar 1,5 m dari permukaan teras teratas pelataran tengah. Pelataran ini dikelilingi oleh turap dan pagar batu. Di keempat sisinya terdapat gerbang berbentuk gapura paduraksa. Saat ini hanya gapura di sisi selatan yang masih utuh. Di depan masing-masing gerbang pelataran teratas terdapat sepasang candi kecil, berdenah dasar bujur sangkar seluas 1, 5 m2 dengan tinggi 4 meter. Di pelataran dalam terdapat 2 barisan candi yang membujur arah utara selatan. Di barisan barat terdapat 3 buah candi yang menghadap ke timur. Candi yang letaknya paling utara adalah Candi Wisnu, di tengah adalah Candi Syiwa, dan di selatan adalah Candi Brahma. Di barisan timur juga terdapat 3 buah candi yang menghadap ke barat. Ketiga candi ini disebut candi wahana wahana = kendaraan, karena masing-masing candi diberi nama sesuai dengan binatang yang merupakan tunggangan dewa yang candinya terletak di hadapannya. Candi yang berhadapan dengan Candi Wisnu adalah Candi Garuda, yang berhadapan dengan Candi Syiwa adalah Candi Nandi lembu, dan yang berhadapan dengan Candi Brahma adalah Candi Angsa. Dengan demikian, keenam candi ini saling berhadapan membentuk lorong. Candi Wisnu, Brahma, Angsa, Garuda dan Nandi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, yaitu berdenah dasar bujur sangkar seluas 15 m2 dengan tinggi 25 m. Di ujung utara dan selatan lorong masing-masing terdapat sebuah candi kecil yang saling berhadapan, yang disebut Candi Apit Soekmono, 1972. BAB III PEMBAHASAN Ada macam-macam candi dalam kompleks candi prambanan diantaranya Candi siwa dengan luas dasar 14 m persegi dan tingginya 47 m adalah yang terbesar, sekaligus tertinggi di kompleks candi Rorojonggrang. Dinamakan candi Siwa karena didalamnya terdapat arca siwa mahadewa. Bangunan ini dibagi atas 3 bagian secara fertikal kaki, tubuh kepala atau atap. Kaki candi menggambarkan dunia bawah, tubuh candi menggambarkan dunia tengah, dan atap melukiskan dunia atas tempat dewa. Didalam terdapat 4 ruangan yang menghadap keempat arah mata angina dan mengelilingi ruangan terbesar yang ada ditengah-tengah. Kamar terdepan arca siwa mahadewa. Ketiga kamar lainnya masing-masing berisi arca-arca siwa mahaguru, Ganesa, dan Durga. Pada saat ditemukan, Candi Siwa berada dalam kondisi rusak berat. Pemugarannya memakan waktu yang cukup lama, yaitu dimulai pada tahun 1918 dan baru selesai pada tahun 1953. Dinamakan Candi Syiwa karena di dalam candi ini terdapat Arca Siwa. Candi Siwa dikenal juga dengan nama Candi Rara Jonggrang, karena dalam salah satu ruangannya terdapat Arca Durga Mahisasuramardani, yang sering disebut sebagai Arca Rara Jonggrang. Menurut ajaran Trimurti Hindu yang paling dihormati adalah Dewa Brahma, Dewa Siwa. Dewa Siwa memiliki tinggi 3 m berdiri di atas landasan landasan batu setinggi 1 m, diantara kaki area dan landasnnya terdapat batu budar berbentuk bunga teratai. Area ini menggambarkan Raja Balitung tanda-tanda sebagai siwa adalah tengkorah diatas bulan sabit pada mahkotanya, mata ketiga dahinya bertangan empat berselempangkan ular, kulit harimau dipinggangnya serta senjata trisula pada sandaran arcanya, tangannya memegang kipas, tasbih, tunas bunga teratai dan benda bulat sebagai benih alam semesta. Arca ini berwujud seseorang tua pejanggut yang berdiri, dengan perut gendut. Tangan kanannya memegang tasbih, tangan kirinya memegang kendi dan dahunya terdapat kipas dan trisula yang terletak di sebelah kana blakangnya menandakan senjata khas Siwa. Arca ini menggambarkan seseorang pendekar alam dalam istana raja Balitung seorang penasehat dan guru. Arca ini berwujud manusia berkepala gajah bertangan empat yang sedang duduk dengan perut gendut. Tangan belakang memegang tasbih dan kampak, sedangkan tangan depan memegang patahan gadingnya sendiri dan mangkuk. Ujung belalainya dimasukan kedalam mankuk itu menggambarkan bahwa yang tak pernah puas meneguk ilmu pengetahuan. Ganesa menjadi lambing kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan, penghalau segala kesulitan pada mahkotanya terdapat tengkorak dan bulan sabit sebagai tanda bahwa ia anak Siwa dan Uma. Arca ini menggambarkan putra mahkota sekaligus panglima perang raja Balitung. Arca Durga Atau Rorojonggrang Arca ini berwujud seseorang wanita yang bertangan delapan yang memegang beraneka ragam senjata yaitu cakra, gada, anak panah, ekor banteng, sankha, perisai, bujur panah dan rambut berkepala raksa asura. Ia berdiri diatas banteng nadi dalam sikap “Tri Bangga” 3 gaya gerak yang membentuk 3 lengkungan tubuh arca ini menggambarkan permaisuri raja Balitung. Candi Brahma luas dasarnya 20 m2 dan tingginya 37 m2 . Didalam satu-satunya yang ada berdiri. Arca Brahma berkepala empat dan berlengan empat. Arca ini sebenarnya sangat indah tetapi sudah rusak. Salah satu tangannya memegang tasbih yang satunya memegang “Kamandhatu” tempat air, keempat wajahnya menggambarkan kitab suci Weda masing-masing menghadap keempat mata angin. Di dalam satu-satunya ruangan yang ada, berdirilah arca brahma berkepala 4 dan bertangan 4. Arca ini sebenarnya sangat indah tetapi sudah rusak salah satu tangannya memegang tasbih yang satunnya lagi memegang “kamandalu” tempat air. Ke empat wajahnya menggambarkan ke empat kitab suci Weda masing-masing menghadap ke arah mata angin. Ke empat lengannya menggambarkan ke empat arah mata angin. Sebagai pencipta ia membawa air karena seluruh alam keluar dari air. Tasbih menggambarakan waktu dasar kaki candi juga di kelilingi oleh selasar yang di batasi pagar langkah dimana pada dinding langkah ceritera Ramayana dan Relief serupa pada candi siwa sehingga tamat. Bentuk ukuran relif dan hiasan dinding luasnya sama dengan candi brahma. Didalam satu-satunya ruangan yang ada berdirilah arca Wisnu bertangan empat yang memegang gada, Cakra Trisula dan tiram. Pada dinding langkah sebelah dalam terpahat relif cerita krisna sebagai “Avatar” atau penjelmaan Wisnu dan Brahma Baladewa kakaknya. Candi Wisnu terdapat di sebelah utara Candi Siwa. Tubuh candi berdiri di atas batur yang membentuk selasar berlangkan. Tangga untuk naik ke permukaan batur terletak di sisi timur. Di sepanjang dinding tubuh candi berderet panil dengan pahatan yang menggambarkan Lokapala. Sepanjang dinding dalam langkan dihiasi seretan panil yang memuat relief Krisnayana. Krisnayana adalah kisah kehidupan Krisna sejak ia dilahirkan sampai ia berhasil menduduki tahta Kerajaaan Dwaraka. Di atas dinding langkan berderet hiasan ratna. Di bawah ratna, pada sisi luar dinding langkan, terdapat relung kecil dengan hiasan Kalamakara di atasnya. Dalam relung terdapat pahatan yang menggambarkan Wisnu sebagai pendeta yang sedang duduk dengan berbagai posisi tangan. Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, dipersembahkan kepada Batara Wisnu, yang menghadap ke arah utara. Candi Wisnu hanya mempunyai 1 ruangan dengan satu pintu yang menghadap ke timur. Dalam ruangan tersebut, terdapat Arca Wisnu dalam posisi berdiri di atas 'umpak' berbentuk yoni. Wisnu digambarkan sebagai dewa bertangan 4. Tangan kanan belakang memegang Cakra senjata Wisnu sedangkan tangan kiri memegang tiram. Tangan kanan depan memegang gada dan tangan kiri memegang setangkai bunga teratai Didalam candi yang mempunyai luas dasar 15 m2 dan mempunyai tinggi 25 m ini terdapat arca seekor lembu jantan yang sedang berbaring dan dalam sikap merdeka dengan panjang 2 m disudut blakangnya arca ini terdapat arca Dewa Surya dan Dewa Candra. Candi ini mempunyai satu ruangan yang tidak terisi apapun luas dasarnya 13 m2 dan tingginya 22 m. Mungkin ini hanya dipakai untuk kandang angsa hewan yang biasa dikendarai oleh brahma. Bentuk ukuran serta hiasan dindingnya sama dengan candi angsa. Didalamnya terdapat area kecil yang berwujud seekor garuda diatas seekor naga. Garuda adalah kendaraan Wisnu. Luas dasarnya 6 m2 dan tingginya 16 m, ruangannya kosong. Mingkin candi ini digunakan untuk bersemedi sebelum memasuki candi-candi induk. Karena keindahannya mungkin digunakan untuk menanamkan estika kompleks percandian prambanan. Candi ini memiliki luas dasar 1,55 m2 dengan tinggi 4,10 m. Candi ini tidak mempunyai tangga masuk. Ukuran candi ini sama dengan candi kelir. Hubungan Candi Prambanan dengan Pendidikan Dilihat dari fungsi objek wisata candi prambanan diantaranya yaitu a. Untuk memperluas wawasan penulis dan pembaca mengenai situs sejarah candi prambanan. b. Memberikan gambaran umum mengenai candi prambanan serta perkembangannya. c. Penyebaran informasi tentang upaya pelestarian Candi Prambanan. d. Mengetahui sejarah tentang asal mula dibangunnya candi prambanan dan candi-candi disekitarnya e. Menumbuhkan minat generasi muda terhadap sejarah melalui penelitian benda-benda bersejarah. Sangat jelas terlihat bahwa dengan adanya peninggalan berupa candi prambanan berdampak baik dengan Pendidikan. Dimana siswa tidak hanya sekedar teori saja namun dapat belajar sejarah dengan nyata dengan mengunjungi tempat wisata candi prambanan. Dengan adanya kegiatan ini dapat menumbuhkan minat generasi muda untuk mempelajari tentang sejarah Indonesia juga berperan aktif dalam pelestarian candi prambanan. BAB IV PENUTUP Berdasarkan kunjungan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Dengan adanya peninggalan berupa candi prambanan berdampak baik dengan Pendidikan. Dimana siswa tidak hanya sekedar teori saja namun dapat belajar sejarah dengan nyata dengan mengunjungi tempat wisata candi prambanan. Dengan adanya kegiatan ini dapat menumbuhkan minat generasi muda untuk mempelajari tentang sejarah Indonesia juga berperan aktif dalam pelestarian candi prambanan. Berikut merupakan saran yang dapat disampaikan Sebagai wisatawan yang datang berkunjung sebaiknya kita lebih menjaga dan merawat kebersihan sekitaran pantai agar lingkungan tetap terjaga keasriannya. Sebagai pengelola dari Objek Wisata Candi Prambanan sebaiknya lebih mempertimbangkan keamanan, kebersihan dan kelestarian candi prambanan sehingga tidak beralih fungsi hanya demi keuntungan beberapa pihak semata namun juga sebagai sarana Pendidikan. DAFTAR PUSTAKA Ahyar, Fera Delis. 2016. online. Feradesliaahyar. diakses pada tanggal 27 agustus 2016. Mustif, Adi. 2012. Contoh karya tulis. Pringsewu MAN 1 Pringsewu. Pedoman penulisan penulisan karya tulis, 2016. MAN 1 Pringsewu. Putra, Hadi Tahta. 2014. Contoh karya tulis. Pringsewu MAN 1 Pringsewu Soekmono. 1972. Borobudur Prambanan dan Ratu Boko. Logo wisata candi Tim penyusun, 1998. Brosur candi Prambanan dan Borobudur. Wisata
Berikuttahapannya: Observasi > menemukan permasalahan > menentukan topik > menentukan tujuan > menentukan manfaat > menentukan judul. Nah, berikut ini adalah deretan contoh judul karya ilmiah populer dengan berbagai tema: Contoh judul karya ilmiah tentang bisnis: Pengaruh Interior Display Terhadap Keputusan Perilaku Konsumen Supermarket.PERJALANANCANDI PRAMBANANDISUSUN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT MENGIKUTI UN DAN USDISUSUN OLEH NAMA I KOMANG BAYU PARAMISA NIS 3598DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANKABUPATEN TULANG BAWANG BARATSMA NEGERI 1 PAGAR DEWATAHUN PELAJARAN 2011/ 2012PERJALANANCANDI PRAMBANANDISUSUN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT MENGIKUTI UN DAN USDISUSUN OLEH NAMA I KOMANG BAYU PARAMISANIS 3598DINAS PENDIDIKAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANKABUPATEN TULANG BAWANG BARATSMA NEGERI 1 PAGAR DEWATAHUN PELAJARAN 2011/ 2012PENGESAHANKarya tulis berjudul Perjalanan Candi Prambanan telah disetujui dan disahkan oleh guru pembimbing pada Hari Tanggal PembimbingDrs. KasiyoNip Diuji oleh tim penguji pada Hari Tanggal Penguji 1 Penguji 2 Drs. I Nyoman Alit Drs. Kasiyo Nip Nip MengetahuiKepala SMAN 01 Pagar DewaAmad Sambudi, syukur atas segala rahmat dan karunia yang telah Tuhan berikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Dengan selesainya karya tulis ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis. Karya tulis Ini penulis persembahkan kepada 1. Bapak Amad Sambudi, Selaku kepala SMA Negeri 1 Pagar Dewa yang telah memberikan izin study Bapak dan Ibu Guru serta staf Tata Usaha SMA Negeri 1 Pagar Dewa yang telah memberikan bimbingan kepada Bapak I Gede Widama Manuaba, yang telah membimbing penulis selama Proses study tour Bapak Drs. Kasiyo selaku pembimbing yang telang membingbing penulis dalam pembuatan karya tulis Ayah dan Ibu Tercinta yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Teman-teman XII IPS 1 dan adik kelas X dan XI yang telah memberikan saran-saran Pihak-pihak lain yang telah membantu penyelesaian laopran Hari ini setidaknya sedikit lebih baik dari hari kemarin. penulisBerbuat Sedikit lebih baik dari pada hanya bicara. penulis Mengoreksi diri adalah modal sebuah tindakan LKS Sosiologi 4. Jangan pernah menganggap belajar sebagai suatu kewajiban, tetapi anggaplah belajar sebagai suatu kesempatan yang menyenangkan untuk membebaskan diri dalam mempelajari keindahan alam dan kehidupan. Belajar adalah untuk kebahagiaanmu sendiri dan akan memberikan keuntungan bagi masyarakat tempatmu bekerja nanti. Albert Einstein5. Ilmu pengetahuan tanpa agama adalah buta, agama tanpa ilmu pengetahuan adalah lumpuh HR Muslim6. Berani mengakui kesalahan, bertanggung jawab dan memperbaiki untuk lebih baik Freedison7. Orang yang gampang bersedih akan sukar mencapai apa yang dicita-citakan. Mahatma GandhiKATA PENGANTARPuji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan Rahmat dan karunianya kepada Penuls sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini tepat pada waktunya. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam rangka untuk mengikuti UN dan US SMA Negeri 1 Pagar Dewa tahun pelajaran 2011/2012. Dalam laporan ini termuat sejarah mengenai Keberadaan Candi Prambanan yang erat kaitannya dengan kejayaan Hindu di Pulau kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung tersusunya karya tulis ini. Dan semoga Karya Tulis ini mendapat tanggapan yang positif dari pembaca. Karya tulis ini disusun secara intensif dan pemaparan yang terdapat di dalamnya dirasa cukup jelas dan lengkap. Namun Penulis menyadari bahwa karya tulis ini belumlah sempurna. Kritik dan saran konstruktif sangat penulis harapkan untuk menuju kearah kesempurnaan itu. Harapan penulis semoga karya tulis ini dapat brmanfaat dan dapat dijadikan sebagai khasanah ilmu pengetahuan bagi kita Dewa,…………………2012 Penulis DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL ............................................................................... iPENGESAHAN .......................................................................................iiPERSEMBAHAN ...................................................................................iiiMOTTO .................................................................................................. ivKATA PENGANTAR ............................................................................ vDAFTAR ISI .......................................................................................... viBAB 1 Latar Belakang............................................................................. Dasar penulisan............................................................................ Tujuan Penulisan ........................................................................ Metode Pengumpulan Data......................................................... 2BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 4BAB III PEMBAHAAN Singkat ............................................................................ Deskripsi Baangunan .................................................................. Candi Utama............................................................................... Candi Siwa................................................................ Candi Wisnu.............................................................. Candi Brahma ........................................................... Candi Pendamping ...................................................................... 19 Candi Nandi........................................................................ 19 Angsa ................................................................................. 20 Garuda ................................................................................ Candi Apit............................................................................ Candi Kelir .......................................................................... Candi Sudut........................................................................ Perkembangan Pemugaran Candi Prambanan .............................. Etika Di Candi Prambanan ........................................................... Fasilitas di Kompleks Candi Prambanan..................................... Lokasi Candi Prambanan ............................................................ Candi-Candi Lain Di Sekitar Prambanan ....................................25BAB IV Kesimpulan ................................................................................ Saran-saran ................................................................................. 30Daftar Pustaka................................................................................................31Lampiran........................................................................................................32 BAB LATAR BELAKANG KARYA TULISCandi Prambanan adalah salah satu candi terbesar yang ada di Indonesia dan merupakan salah satu situs kebanggaan yang dimiliki Indonesia baik sebagai objek wisata maupun sarana keagamaan. Candi ini merupakan candi yang bercorak Hindu sesuai dengan fakta sejarah yang ada. Candi ini terbilang cukup unik dan menarik karena pada awalnya candi ini dibangun tidak menggunakan semen atau perekat lainnya. Penulis merasa tertarik untuk mempelajari dan akhirnya menyusunnya dalam bentuk sebuah karya tulisKarya tulis ini ditulis berdasarkan hasil kunjungan ke Candi Prambanan yang terletak di daerah Prambanan Sleman-Yogyakarta saat study tour. Dalam penulisan karya tulis ini, penulis memiliki beberapa alasan yaitu penulis secara langsung mengamati bentuk fisik candi Prambanan di lapangan, mengemukakan sebab-sebab mengapa masalah yang dipersoaalkan perlu diteliti dan ditulis. Adapun penyusunannya dilatar belakangi oleh 1. Salah satu syarat untuk mengikuti ujian nasional UN dan ujian sekolah US Bentuk pertanggung jawaban atas study tour yang Program tahunan SMAN 1 Pagar DASAR PENULISAN KARYA TULISDasar penulisan laporan ini adalah a Program pendidikan karya wisata SMA Negeri 1 Pagar Dewa tahun pelajaran 2011/2012. b Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional UN dan Ujian Sekolah US TUJUAN PENULISANKarya tulis yang berjudul laporan study tour ke candi prambanan ini ditulis bukanlah tanpa tujuan, adapun tujuan penulisan adalah sebagai berikut 1. Untuk memperluas wawasan penulis dan pembaca mengenai situs sejarah candi Memberikan gambaran umum mengenai candi prambanan serta Penyebaran informasi tentang upaya pelestarian Candi Mengetahui sejarah tentang asal mula dibangunnya candi prambanan dan candi-candi disekitarnya5. Menumbuhkan minat generasi muda terhadap sejarah melalui penelitian benda-benda METODE PENGUMPULAN DATADalam penyusunan karya tulis ini, penulis menggunakan beberapa metode-metode penulisan. Adapun metode tersebut adalah a. Metode observasiYaitu proses pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan lalu mencatatnya dengan sistematis terhadap obyek. Oleh karena itu, penulis menggunakan metode ini agar lebih jelas dan secara langsung dapat mengetahui Candi Prambanan yang berada di Daerah Metode study pustakaYaitu penulis membaca dan mengkaji buku-buku dan brosur yang membahas tentang candi Browsing internetYaitu mencari data-data terkait dengan candi prambanan di berbagai situs-situs IILANDASAN TEORICandi adalah sebuah bangunan tempat ibadah dari peninggalan masa lampau yang berasal dari agama Hindu-Buddha. Digunakan sebagai tempat pemujaan dewa-dewa. Namun demikian, istilah 'candi' tidak hanya digunakan oleh masyarakat untuk menyebut tempat ibadah saja. Banyak situs-situs purbakala lain dari masa Hindu-Buddha atau Klasik Indonesia, baik sebagai istana, pemandian/petirtaan, gapura, dan sebagainya, disebut dengan istilah candi. Candi juga berasal dari kata “Candika” yang berarti nama salah satu Dewa kematian Durga. Karenanya candi selalu dihubungkan dengan monumen untuk memuliakan Raja yang meninggal contohnya candi Kidal untuk memuliakan Raja Anusapati. Sebuah candi tidaklah di bangin tanpa arti, melainkan terdapat filosopi-filosopi yang menyertainya, seperti struktur, bentuk, dan lain sebagainya. Suatu candi di masa lampau biasanya berfungsi dan digunakan masyarakat dari latar belakang agamanya, yaitu Hindu-Saiwa, Budha Mahayana, Siwa Buddha dan candi dibuat berdasarkan beberapa ketentuan yang terdapat dalam suatu kitab Vastusastra atau Silpasastra yang dikerjakan oleh silpin yaitu seniman yang membuat candi arsitek zaman dahulu. Salah satu bagian dari kitab Vastusastra adalah Manasara yang berasal dari India Selatan, yang tidak hanya berisi patokan-patokan membuat kuil beserta seluruh komponennya saja, melainkan juga arsitektur profan, bentuk kota, desa, benteng, penempatan kuil-kuil di kompleks kota/desa, dan lain sebagainya. Beberapa ketentuan dari kitab selain Manasara namun sangat penting di Indonesia adalah syarat bahwa bangunan suci sebaiknya didirikan di dekat air, baik air sungai terutama di dekat pertemuan 2 buah sungai, danau, laut, bahkan kalau tidak ada harus dibuat kolam buatan atau meletakkan sebuah jambangan berisi air di dekat pintu masuk bangunan suci tersebut. Selain di dekat air, tempat terbaik mendirikan sebuah candi yaitu di puncak bukit, di lereng gunung, di hutan, di lembah, dsb. Seperti kita ketahui, candi-candi pada umumnya didirikan di dekat sungai, bahkan candi Borobudur terletak di dekat pertemuan sungai Opak dan sungai Prambanan terletak di lingkungan Taman Wisata Prambanan, kurang lebih 17 km ke arah timur dari Yogyakarta, tepatnya di Desa Prambanan Kecamatan Bokoharjo. Lokasinya hanya sekitar 100 m dari jalan raya Yogya-Solo, sehingga tidak sulit untuk menemukannya. Sebagian dari kawasan wisata yang yang terletak pada ketinggian 154 m di atas permukaan laut ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Sleman. sedangkan sebagian lagi masuk dalam wilayah Klaten. Secara administratif kompleks candi ini berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Masyarakat menyebut candi ini dengan nama candi Larajonggrang, suatu sebutan yang sebenarnya keliru. Rara dalam bahasa Jawa untuk menyebut anak gadis. Dalam cerita rakyat, Rara Jonggrang dikenal sebagai putri Prabhu Ratubaka yang namanya diabadikan sebagai nama peninggalan kompleks bangunan di perbukitan Saragedug sebelah selatan Candi Prambanan merupakan candi Hindu yang terbesar di Indonesia. Sampai saat ini belum dapat dipastikan kapan candi ini dibangun dan atas perintah siapa, namun kuat dugaan bahwa Candi Prambanan dibangun sekitar pertengahan abad ke-9 oleh raja dari Wangsa Sanjaya, yaitu Raja Balitung Maha Sambu. Dugaan tersebut didasarkan pada isi Prasasti Syiwagrha yang ditemukan di sekitar Prambanan dan saat ini tersimpan di Museum Nasional di Jakarta. Prasasti berangka tahun 778 Saka 856 M ini ditulis pada masa pemerintahan Rakai Pikatan. Gambar Candi PrambananPemugaran Candi Prambanan memakan waktu yang sangat panjang, seakan tak pernah selesai. Mulai dari awal ditemukannya hingga saat ini. Candi prambanan merupakan tempat wisata yang memiliki fasilitas cukup lengkap. Hal inilah yang menarik minat wisatawan lokal maupun SEJARAH SINGKATCandi Prambanan merupakan candi hindu yang dibangun oleh raja-raja dinasti Sanjaya pada abad IX, ditemukanya tulisan nama Pikatan pada candi ini yang menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan kemudian diselesaikan oleh raja Rakai Balitung berdasarkan prasasti berangka tahun 856 M “Prasasti Siwargiha” sebagai manifest politik untuk meneguhkan kedudukan sebagai raja yang besar. Terjadinya perpindahan pusat kerajaan Mataram ke Jawa Timur berkaitan tidak terawatnya candi di daerah ini di tambah terjadinya gempa bumi serta beberapa kali letusan gunung merapi menjadikan candi prambanan runtuh tinggal puing-puing batu yang berserakan. Apalagi ditambah dengan gempa pada tahun 2006, Usaha pemugaran pun mulai tanggal 20 Desember 1953 pemugaran Candi induk Loro Jonggrang secara resmi dinyatakan selesai oleh Dr. Ir. Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia percandian prambanan terdiri atas bawa, latar tengah dan latar atas Latar Pusat Latar bawah tak berisi apapun. Didalam latar tengah terdapat reruntuhan candi-candi parawa. Latar pusat adalah latar terpenting diatas berdiri 6 buah candi besar dan kecil. Candi-candi utama terdiri atas 2 deret yang paling berhadapan. Deret pertama yaitu candi Siwa, candi Wisnu, dan candi Brahma. Deret kedua yaitu candi Nandi, candi Angsa dan candi Garuda. Pada ujung lorong yang memisah kedua deretan candi tersebut terdapat candi apit secara keseluruhan percandian ini terdiri atas 240 buah DESKRIPSI BANGUNANDenah asli Candi Prambanan berbentuk persegi panjang, terdiri atas halaman luar dan tiga pelataran, yaitu Jaba pelataran luar, Tengahan pelataran tengah dan Njeron pelataran dalam. Halaman luar merupakan areal terbuka yang mengelilingi pelataran luar. Pelataran luar berbentuk bujur dengan luas 390 m2. Pelataran ini dahulu dikelilingi oleh pagar batu yang kini sudah tinggal reruntuhan. Pelataran luar saat ini hanya merupakan pelataran kosong. Belum diketahui apakah semula terdapat bangunan atau hiasan lain di pelataran tengah pelataran luar, terdapat pelataran kedua, yaitu pelataran tengah yang berbentuk persegi panjang seluas 222 m2. Pelataran tengah dahulu juga dikelilingi pagar batu yang saat ini juga sudah runtuh. Pelataran ini terdiri atas empat teras berundak, makin ke dalam makin tinggi. Di teras pertama, yaitu teras yang terbawah, terdapat 68 candi kecil yang berderet berkeliling, terbagi dalam empat baris oleh jalan penghubung antarpintu pelataran. Di teras kedua terdapat 60 candi, di teras ketiga terdapat 52 candi, dan di teras keempat, atau teras teratas, terdapat 44 candi. Seluruh candi di pelataran tengah ini mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, yaitu luas denah dasar 6 m2 dan tinggi 14 m. Hampir semua candi di pelataran tengah tersebut saat ini dalam keadaan hancur. Yang tersisa hanya reruntuhannya dalam, merupakan pelataran yang paling tinggi letaknya dan yang dianggap sebagai tempat yang paling suci. Pelataran ini berdenah persegi empat seluas 110 m2, dengan tinggi sekitar 1,5 m dari permukaan teras teratas pelataran tengah. Pelataran ini dikelilingi oleh turap dan pagar batu. Di keempat sisinya terdapat gerbang berbentuk gapura paduraksa. Saat ini hanya gapura di sisi selatan yang masih utuh. Di depan masing-masing gerbang pelataran teratas terdapat sepasang candi kecil, berdenah dasar bujur sangkar seluas 1, 5 m2 dengan tinggi 4 meter. Di pelataran dalam terdapat 2 barisan candi yang membujur arah utara selatan. Di barisan barat terdapat 3 buah candi yang menghadap ke timur. Candi yang letaknya paling utara adalah Candi Wisnu, di tengah adalah Candi Syiwa, dan di selatan adalah Candi Brahma. Di barisan timur juga terdapat 3 buah candi yang menghadap ke barat. Ketiga candi ini disebut candi wahana wahana = kendaraan, karena masing-masing candi diberi nama sesuai dengan binatang yang merupakan tunggangan dewa yang candinya terletak di yang berhadapan dengan Candi Wisnu adalah Candi Garuda, yang berhadapan dengan Candi Syiwa adalah Candi Nandi lembu, dan yang berhadapan dengan Candi Brahma adalah Candi Angsa. Dengan demikian, keenam candi ini saling berhadapan membentuk lorong. Candi Wisnu, Brahma, Angsa, Garuda dan Nandi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, yaitu berdenah dasar bujur sangkar seluas 15 m2 dengan tinggi 25 m. Di ujung utara dan selatan lorong masing-masing terdapat sebuah candi kecil yang saling berhadapan, yang disebut Candi Apit.a b Gambar a Denah Candi Prambanan secara keseluruhan b Denah candi CANDI UTAMACandi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk filosopi hindu, Trimurti adalah tiga kekuatan Brahman Sang Hyang Widhi, sebutan Tuhan dalam agama Hindu dalam menciptakan, memelihara, melebur alam beserta isinya. Trimurti terdiri dari 3 yaitua. Dewa Brahma yang berfungsi sebagai pencipta/Utpathi, Sakti Dewi Saraswati yang merupakan dewi ilmu pengetahuan, Senjata Busur, Simbol A, Warna Dewa Wisnu berfungsi sebagai Pemelihara / Sthiti. Dalam menjalankan tugasnya beliau dibanti oleh Dewi Laksmi atau Sri. Atribut atau Senjata dewa Wisnu adalah Cakram dengan Simbol aksara U,Warna Hitamc. Dewa SiwaBerfungsi sebagai Penghancur / Pralina yang memiliki kekuatau atau Sakti Dewi Durga, Uma, dan Parwati. Dewa Siwa bersenjatakan Trisula Dengan Simbol M dan Warna Panca WarnaApabila simbol dari ketiga dewa tesebut digabungkan, maka akan menjadi AUM yang dibaca "OM" ॠyang merupakan simbol suci agama Hindu. Inilah yang menjadi dasar candi Candi SiwaPada saat ditemukan, Candi Siwa berada dalam kondisi rusak berat. Pemugarannya memakan waktu yang cukup lama, yaitu dimulai pada tahun 1918 dan baru selesai pada tahun 1953. Dinamakan Candi Syiwa karena di dalam candi ini terdapat Arca Siwa. Candi Siwa dikenal juga dengan nama Candi Rara Jonggrang, karena dalam salah satu ruangannya terdapat Arca Durga Mahisasuramardani, yang sering disebut sebagai Arca Rara Jonggrang. Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 2,5 m. Candi Siwa, yang terletak di tengah barisan barat, merupakan candi terbesar. Denah dasarnya berbentuk bujur sangkar seluas 34 m2 dengan tinggi 47 meter. Gambar a1. Arca SiwaSepanjang dinding kaki candi dihiasi dengan pahatan dua macam hiasan yang letaknya berselang-seling. Yang pertama adalah gambar seekor singa yang berdiri di antara dua pohon kalpataru. Hiasan ini terdapat di semua sisi kaki Candi Syiwa dan kelima candi besar lainnya. Pada dinding kaki di sisi utara dan selatan Candi Syiwa, hiasan singa di atas diapit dengan panil yang memuat pahatan sepasang binatang yang sedang berteduh di bawah sebatang pohon kalpataru yang tumbuh dalam jambangan. Berbagai binatang yang digambarkan di sini, di antaranya kera, merak, kijang, kelinci, kambing, dan anjing. Di atas setiap pohon bertengger dua ekor burung. Pada sisi-sisi lain dinding kaki candi, baik kaki Candi Syiwa maupun candi besar lainnya, panil bergambar binatang ini diganti dengan panil ber gambar kinara-kinari, sepasang burung berkepala manusia, yang juga sedang berteduh di bawah pohon untuk naik ke permukaan batur terletak di sisi timur. Tangga atas ini dilengkapi dengan pipi tangga yang dindingnya dihiasi dengan pahatan sulur-suluran dan binatang. Pangkal pipi tangga dihiasi pahatan kepala naga yang menganga lebar dengan sosok dewa dalam mulutnya. Di kiri dan kanan tangga terdapat candi kecil yang beratap runcing dengan pahatan Arca Siwa di keempat sisi tubuhnya. Di puncak tangga terdapat gapura paduraksa menuju lorong di permukaan batur. Di atas ambang gapura terdapat pahatan Kalamakara yang indah. Di balik gapura terdapat sepasang candi kecil yang mempunyai relung di tubuhnya. Relung tersebut berisi Arca Mahakala dan Nandiswara, dewa-dewa penjaga permukaan batur terdapat selasar selebar sekitar 1 m yang mengelilingi tubuh candi. Selasar ini dilengkapi dengan pagar atau langkan, sehingga bentuknya mirip sebuah lorong tanpa atap. Lorong berlangkan ini berbelok-belok menyudut, membagi dinding candi menjadi 6 bagian. Sepanjang dinding tubuh candi dihiasi deretan pahatan Arca Lokapala. Lokapala adalah dewa-dewa penjaga arah mata angin, seperti Bayu, Indra, Baruna, Agni dan Yama. Sepanjang sisi dalam dinding langkan terpahat relief Ramayana. Cerita Ramayana ini dipahatkan searah jarum jam, dimulai dari adegan Wisnu yang diminta turun ke bumi oleh para raja guna mengatasi kekacuan yang diperbuat oleh Rahwana dan diakhiri dengan adegan selesainya pembangunan jembatan melintas samudera menuju Negara Alengka. Sambungan cerita Ramayana terdapat dinding dalam langkan Candi atas dinding langkan berderet hiasan ratna. Di bawah ratna, pada sisi luar dinding langkan, terdapat relung kecil dengan hiasan Kalamakara di atasnya. Dalam relung terdapat 2 motif pahatan yang ditampilkan berselang-seling, yaitu gambar 3 orang yang berdiri sambil berpegangan tangan dan 3 orang yang sedang memainkan berbagai jenis alat masuk ke ruangan-ruangan dalam tubuh candi terdapat di teras yang lebih tinggi lagi. Untuk mencapai teras atas, terdapat tangga di depan masing-masing pintu ruangan. Dalam tubuh candi terdapat empat ruangan yang mengelilingi ruangan utama yang terletak di tengah tubuh candi. Jalan masuk ke ruangan utama adalah melalui ruang yang menghadap ke timur. Ruangan ini ruangan kosong tanpa arca atau hiasan apapun. Pintu masuk ke ruang utama letaknya segaris dengan pintu masuk ke ruang timur. Ruang utama ini disebut Ruang Siwa karena di tengah ruangan terdapat Arca Siwa Mahadewa, yaitu Siwa dalam posisi berdiri di atas teratai dengan satu tangan terangkat di depan dada dan tangan lain mendatar di depan perut. Arca Syiwa tersebut terletak di atas umpak landasan setinggi sekitar 60 cm, berbentuk yoni dengan saluran pembuangan air di sepanjang tepi permukaannya. Konon Arca Syiwa ini menggambarkan Raja Balitung dari Mataram Hindu 898 - 910 M yang dipuja sebagai terdapat pintu penghubung antara Ruang Syiwa dengan ketiga ruang di sisi lain. Ruang utara, barat, dan selatan memiliki pintu sendiri-sendiri yang terletak tepat di depan tangga naik ke teras atas. Dalam ruang utara terdapat Arca Durga Mahisasuramardini, yaitu Durga sebagai dewi kematian, yang menggambarkan permaisuri Raja Balitung. Durga digambarkan sebagai dewi bertangan delapan dalam posisi berdiri di atas Lembu Nandi menghadap ke Candi Wisnu. Satu tangan kanannya dalam posisi bertelekan pada sebuah gada, sedangkan ketiga tangan lainnya masing-masing memegang anak panah, pedang dan cakram. Satu tangan kirinya memegang kepala Asura, raksasa kerdil yang berdiri di atas kepala mahisa lembu, sedangkan ketiga tangan lainnya memegang busur, perisai dan bunga. Arca Durga ini oleh masyarakat sekitar disebut juga Arca Rara Jonggrang, karena arca ini diyakini sebagai penjelmaan Rara Jonggrang. Rara Jonggrang adalah putri raja dalam legenda setempat, yang dikutuk menjadi arca oleh Bandung ruang barat terdapat Arca Ganesha dalam posisi bersila di atas padmasana singgasana bunga teratai dengan kedua telapak kaki saling bertemu. Kedua telapak tangan menumpang di lutut dalam posisi tengadah, sementara belalainya tertumpang dilengan kiri. Arca Ganesha ini menggambarkan putra mahkota Raja Balitung. selempang di bahu menunjukkan bahwa ia juga seorang panglima ruang selatan terdapat Arca Agastya atau Siwa Mahaguru. Arca ini meliliki postur tubuh agak gemuk dan berjenggot. Siwa Mahaguru digambarkan dalam posisi berdiri menghadap ke Candi Brahma di selatan dengan tangan kanan memegang tasbih sdan tangan kiri memegang sebuah kendi. Di belakangnya, di sebelah kiri terdapat pengusir lalat dan di sebelah kanan terdapat trisula. Konon Arca Siwa Mahaguru ini menggambarkan seorang pendeta penasihat candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, anda akan menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga istri Siwa, Agastya guru Siwa, dan Ganesha putra Siwa. Candi WisnuCandi Wisnu terdapat di sebelah utara Candi Siwa. Tubuh candi berdiri di atas batur yang membentuk selasar berlangkan. Tangga untuk naik ke permukaan batur terletak di sisi timur. Di sepanjang dinding tubuh candi berderet panil dengan pahatan yang menggambarkan dinding dalam langkan dihiasi seretan panil yang memuat relief Krisnayana. Krisnayana adalah kisah kehidupan Krisna sejak ia dilahirkan sampai ia berhasil menduduki tahta Kerajaaan Dwaraka. Di atas dinding langkan berderet hiasan ratna. Di bawah ratna, pada sisi luar dinding langkan, terdapat relung kecil dengan hiasan Kalamakara di atasnya. Dalam relung terdapat pahatan yang menggambarkan Wisnu sebagai pendeta yang sedang duduk dengan berbagai posisi Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, dipersembahkan kepada Batara Wisnu, yang menghadap ke arah utara. Candi Wisnu hanya mempunyai 1 ruangan dengan satu pintu yang menghadap ke timur. Dalam ruangan tersebut, terdapat Arca Wisnu dalam posisi berdiri di atas 'umpak' berbentuk yoni. Wisnu digambarkan sebagai dewa bertangan 4. Tangan kanan belakang memegang Cakra senjata Wisnu sedangkan tangan kiri memegang tiram. Tangan kanan depan memegang gada dan tangan kiri memegang setangkai bunga teratai. Gambar b1. Arca Dewa Candi Brahma Candi Brahma yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma. Luas dasarnya 20 meter persegi dan tingginya 37 meter. Di dalam satu-satunya ruangan yang ada, berdirilah arca brahma berkepala 4 dan bertangan 4. Arca ini sebenarnya sangat indah tetapi sudah rusak salah satu tangannya memegang tasbih yang satunnya lagi memegang “kamandalu” tempat air. Ke empat wajahnya menggambarkan ke empat kitab suci Weda masing-masing menghadap ke arah mata angin. Ke empat lengannya menggambarkan ke empat arah mata angin. Sebagai pencipta ia membawa air karena seluruh alam keluar dari air. Tasbih menggambarakan waktu dasar kaki candi juga di kelilingi oleh selasar yang di batasi pagar langkah dimana pada dinding langkah ceritera Ramayana dan Relief serupa pada candi siwa sehingga tamat. Gambar c1. Arca Dewa CANDI PENDAMPINGSetiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain tiga candi pendamping, juga terdapat candi penjaga. Berikut akan diulas satu Candi NandiCandi ini mempunyai satu tangga masuk yang menghadap ke barat, yaitu ke Candi Syiwa. Nandi adalah lembu suci tunggangan Dewa Syiwa. Jika dibandingkan dengan Candi Garuda dan Candi Angsa yang berada di sebelah kanan dan kirinya, Candi Nandi mempunyai bentuk yang sama, hanya ukurannya sedikit lebih besar dan lebih tinggi. Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 2 meter. Seperti yang terdapat di Candi Siwa, pada dinding kaki terdapat dua motif pahatan yang letaknya berselang-seling. Yang pertama merupakan gambar singa yang berdiri di antara dua pohon kalpataru dan yang kedua merupakan gambar sepasang binatang yang berteduh di bawah pohon kalpataru. Di atas pohon bertengger dua ekor burung. Gambar-gambar semacam ini terdapat juga pada candi wahana lainnya. Candi Nandi memiliki satu ruangan dalam tubuhnya. Tangga dan pintu masuk ke ruangan terletak di sisi barat. Dalam ruangan terdapat Arca Lembu Nandi, kendaraan Syiwa, dalam posisi berbaring menghadap ke barat. Gambar a1 Arca NandiDalam ruangan tersebut terdapat juga dua arca, yaitu Arca Surya dewa matahari yang sedang berdiri di atas kereta yang ditarik oleh tujuh ekor kuda dan Arca Candra dewa bulan yang sedang berdiri di atas kereta yang ditarik oleh sepuluh ekor kuda. Dinding ruangan tidak dihias dan terdapat sebuah batu yang menonjol pada tiap sisi dinding yang berfungsi sebagai tempat meletakkan lampu minyak. Dinding lorong di sekeliling tubuhcandi juga polos tanpa hiasan Candi AngsaCandi ini mempunyai satu ruangan yang tak berisi apapun. Luas dasarnya 13 m2 dan tingginya 22 m. mungkin ruangan ini hanya di pakai untuk kandang angsa hewan yang biasa di kendarai oleh Candi GarudaDi dalam satu-satunya ruangan yang ada, terdapat area kecil yang berwujud seekor garuda diatas seekor naga, Garuda adalah kendaraan Candi ApitCandi Apit merupakan sepasang candi yang saling berhadapan. Letaknya, masing-masing, di ujung selatan dan ujung utara lorong di antara kedua barisan candi besar. Kedua candi ini berdenah bujur sangkar seluas 6 m2 dengan ketinggian 16 m. tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 2,5 m. Tidak terdapat selasar di permukaan kaki candi. Masing-masing mempunyai satu tangga menuju satu-satunya ruangan dalam tubuhnya. Hanya ada hal yang istimewa tentang candi ini, ialah ketika candi ini sudah selesai di bangun kembali, kelihatan sangat Candi KelirLuas dasarnya 1, 55 m2 dengan tinggi 4,10 m. Candi ini tidak mempunyai tangga masuk. Fungsinya sebagai penolak Candi SudutLuas dasarnya 1,55 m2 dengan tinggi 4,10 PERKEMBANGAN PEMUGARAN CANDI PRAMBANANCandi yang dibangun pada sekitar tahun 850 Masehi ini mengalami beberapa renovasi sejak tahun pembuatannya. Tidak lama setelah dibangun, candi ini ditinggalkan dan mulai rusak. Renovasi candi ini dimulai pada tahun 1918, dan sampai sekarang belum selesai. Bangunan utama baru diselesaikan pada tahun 1953. Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja. Sekarang, candi ini adalah sebuah situs warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO mulai tahun 1991, berarti bahwa kompleks ini terlindung dan memiliki status istimewa, misalkan juga dalam situasi peperangan. Gambar candi prambananPada 27 Mei 2006 gempa bumi dengan kekuatan 5,9 pada skala Richter sementara United States Geological Survey melaporkan kekuatan gempa 6,2 pada skala Richter menghantam daerah Bantul dan sekitarnya. Gempa ini menyebabkan kerusakan hebat terhadap banyak bangunan dan kematian pada penduduk di sana. Salah satu bangunan yang rusak parah adalah kompleks Candi Prambanan, khususnya Candi Brahma,beberapa kerusakan akibat gempa 27 Mei 2006 lalu kini sedang diperbaiki. Sejak tanggal 18 September 2006, anda sudah bisa memasuki zona 1 Candi Prambanan meski belum bisa masuk ke dalam ETIKA DI CANDI PRAMBANANUntuk menjaga kesakralran candi prambanan maka diterapkan aturan baru. Aturan mewajibkan seluruh pengunjung candi prambanan memakai sarung batik dan sandal bersol karet, terutama bagi yang bercelana pendek atau rok mini. Aturan yang berlaku baik untuk wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik mengenai sandal bersol karet untuk menjaga agar batu candi tidak aus karena gesekan. Tahun ini pihak pengelola candi menggalakkan berbagai program untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Pihak yang menggalakkan program ini yaitu PT Taman Wisata Candi Borobudur dan Ratu Boko PT TWCBPRB dan bertujuan karena candi itu sejatinya adalah tempat ibadah, maka sebagai pengunjung kesopanan harus dijaga. Bersikaplah yang sewajarnya dan jangan berbuat yang melanggar etika beringkah laku seperti merusak areal percandian, mencoret candi, menaiki candi, dan lain FASILITAS DI KOMPLEKS CANDI PRAMBANAN Segala informasi yang berkenaan dengan Candi Prambanan, berikut berbagai jenis cindera mata, hingga buku-buku kepariwisataan dan potensi tujuan wisata sekitar DIY atau Jateng, bisa wisatawan dapatkan di Pusat Penerangan Candi Prambanan. Dan demi memudahkan wisatawan menikmati segala keindahan, disediakan sebuah rangkaian Kereta Mini yang akan mengelilingi kawasan Taman Wisata Candi Prambanan hingga ke Candi itu, kawasan Taman Wisata Candi Prambanan juga memiliki Arena Bermain Anak-Anak yang sejuk dan nyaman, dimana sering digunakan sebagai tempat lomba burung berkicau. Masyarakat umum juga dapat memanfaatkan Bumi Perkemahan Rama Shinta yang tersedia di dalam kawasan untuk acara-acara pertemuan, acara keluarga, ulang tahun, perpisahan sekolah maupun resepsi pernikahan. Sebab di Bumi Perkemahan tersedia tempat parkir, pendopo, toilet, kamar mandi dan lapangan olahraga yang dapat dimanfaatkan. Bahkan disini juga tersdia penyewaan tenda, pengeras suara, meja, kursi, lampu penerangan dan acara kesenian LOKASI CANDI PRAMBANANCandi Prambanan terletak persis di perbatasan provinsi daerah istimewa yogyakarta dan provinsi jawa tengah. Letaknya kurang lebih 17 km ke arah timur dari Kota Yogyakarta. Cndi Prambanan masuk kedalam dua wilayah, yakni kecamatan prambanan kabupaten sleman Privinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan kecamatan prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Kompleks Candi Prambanan berdiri 200 meter sebelah utara jalan Yogyakarta. Sedangkan untuk pintu masuk taman wisata Candi Prambanan dari arah sebelah timur. CANDI-CANDI LAIN DI SEKITAR PRAMBANAN1. Candi Lumbung, Brubah Dan SewuKetiga candi budha ini tinggal reruntuhan kecuali candi sewu yang masih bias dinikmati keindahanya. Masih di kawasan Candi Prambanan, kurang lebih 1 km di utara, wisatawan juga dapat melihat komplek bangunan suci Candi Sewu. Agak berbeda dengan Prambanan, Candi Sewu merupakan peninggalan kebudayaan Buddha kedua terbesar setelah Borobudur. Berdasarkan prasasti dan data arsitekturnya, Candi Sewu dibangun sekitar tahun 782 M–792 M, tepatnya pada masa pemerintahan Rakai Panakaran dan Rakai Panaraban seorang raja besar Mataram kuno. Dan merajuk pada prasasti berangka tahun 714 C atau 792 M yang ditemukan pada tahun 1960 disini, nama asli Candi Sewu adalah Manjus’rigrha atau rumah Manjusri, yaitu salah satu Boddhisatwa dalam agama Candi PlaosanCandi ini dibangun pada abad 9 Masehi oleh Rakai Pikatan sebagai hadiah kepada permaisuri. Kelompok candi Plaosan utara terdiri atas 2 candi induk, 58 parawa, 126 buah stupa. Kelompok candi Plaosan selatan hanya berupa sebuah candi. Halaman candi induk terbagi 2 yang masing-masing diatasnya berdiri atas untuk tempat tinggal pada pendeta budha dan tingkat bawah untuk kegiatan keagamaan. 3. Candi Boko Keraton Ratu BokoLetaknya + 3 km kearah selatan dari percandian prambanan, terdiri dari atas bukit kidul yang merupakan lanjutan dari pegunungan seribu dengan pemandangan alam yang permai disekitarnya bangunan ini sangat unik, dan lebih mengesankan sebuah keratin. Diperkirakan Balaputera Dewa dari denasti syailendra yang beragama budha. Mendirikanya pada pertengahan 9 masehi sebagai benteng pertahanan yang strategis terhadap Rakai Candi BanyuniboCandi ini terletak + 200 m kearah tenggara dari candi Boko terdiri atas sebuah lembah “Banyu berarti air” nibo berarti jatuh menetes yang bermakna bagi lingkungan masyarakat Jawa. Candi budha ini didirikan pada abad 9 masehi. Arca-arca bodhisatwa terpahat pada dinding luarnya dinding ini dihias dengan indah Biara Budha yang dibangun pada + abad 8 Masehi ini terletak pada sisi kiri jalan raya Yogya – Solo, masuk + 500 m ke arah utara. Bangunan ini merupakan kumpulan dari candi yang Candi KalasanPeninggalan agama tertua adalah candi ini didirikan oleh penangkaran, Raja kedua dari kerajaan mataram kuno pada abad 8 masehi sebagai persembahan kepada Dewi Tara Lengkung “Kalamakara dengan hiasan khayangan diatasanya terdapat di pintu masuk begitu indah. Keindahan hiasan dan relief-reliefnya disebabkan oleh penggunaan sejenis semen kuno “Bajralepa” candi ini dianggap permata kesenian Jawa Candi SambisariSetelah terpendam selama berabad-abad karena letusan gunung berapi pada bulan juli 1966 ditemukan kembali secara kebetulan oleh seorang pentane yang tengah mengerjakan sawahnya. Pada tahun 1986 telah selesai pugar keunikanya ia terletak 6,5 m di bawah permukaan tanah dan tidak mempunyai kaki candi yang sebenarnya. Bangunan terdiri atas sebuah candi induk dan 3 candi pewarna yang tidak bertubuh maupun berkaki. Pada sisi-sisi luar dinding candi induknya terdapat relung-relung yang berisi arca-arca. Didalam ruangannya terdapat Lingga dan Yoni, kedua aspek dari siwa. Kesatuanya melambangkan totalitas dan Candi Sari“Sari” berarti indah/cantik sesuai bentuknya yang ramping. Mungkin karena keindahannya yang menarik perhatian Ia dinamakan demikian karena puncak atap berhias 9 IV KESIMPULANPuji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan karunianya penulis diberi kesempatan menyelesaikan pembuatan laporan karya tulis tentang Candi Prambanan tanpa halangan suatu apapun. Yang terletak persis di perbatasan Propinsi Jawa Tengah + 17 Km kea rah timur dari kota Yogyakarta. Daerah ini merupakan daerah yang mempunyai banyak sejarah sehingga tidak heran banyak wisatawan asing yang ingin mengunjungi tempat-tempat wisata di daerah Istimewa Yogyakarta terutama di candi Prambanan yang berdiri di sebelah timur sungai Opak + 200 m sebelah utara Yogya – adanya data yang diperoleh dari uraian penulis dapat menyimpulkan 1. Candi prambanan memiliki keistimewaan dan pesona keindahan yang bukan saja dari bentuk bangunan dan tata ruang, namun juga dari sisi filosopi dan Candi Prambanan memiliki banyak sejarah sehingga banyak wisatawan mancanegara yang datang untuk melihat secara langsung kemegahannya. 3. Candi Prambanan merupakan peninggalan kebudayaan Hindu terbesar di Indonesia dan warisan bernilai tinggi dari abad SARAN-SARANSetelah Penulis berkunjung ketempat rekreasi ini, penulis mempunyai sedikit saran untuk tempat rekreasi yang menyenangkan antara lain 1. Kunjungi tempat-tempat bersejarah yang ada di daerah Yogyakarta agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang sejara-sejarah dan seni budaya Jagalah etika dalam berkunjung ke Candi Prambanan karena tempat tersebut sejatinya adalah tempat ibadah3. Lestarikan dan kembangkan potensi warisan budaya agar Candi Prambanan yang sebagai peninggalan bersejarah yang tak ternilai harganya ini mampu memaksimalkan potensi karena selain merupakan sumber penghasilan untuk masyarakat sekitar Prambanan juga aset parawisata nasional Indonesia penambah devisa Negara selain Sebaiknya upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk menjaga dan melestarikan Candi Borobudur tersebut tetap menjadi daya tarik terutama dari segi kepariwisataan , arkeologi dan ilmu pengetahuan .5. Penulis mengharapkan kerapihan dan kebersihan di Candi Prambanan tetap PUSTAKACandi-candi di Jawa Tengah 2011. Candi Prambanan. http//candidiy . 29 januari 2012Google 2012. Hasil penelusuran Gambar. http// 29 januari 2011, Laporan Hasil Karya Tulis Ke Candi Prambanan. laporan-hasil -karya-tulis- 29 januari Prambanan 2011 Candi Prambanan. YogyakartaGambar 1 Peta digital yogyakartaGambar 2. Keindahan candi prambanan Gambar 3. Candi Prambanan di lihat dari sisi selatanGambar 4. Reruntuhan candi yang belum direnovasiGambar 5. pahatan di dinding candi Karyatulis candi prambanan disusun oleh: Karya tulis candi prambanan sebagai sarana pariwisata budaya bangsa indonesia. Adapun tujuan dari penyusunan karya tulis ini yaitu :. Karya tulis ini, saya sebagai penulis menggunakan beberapa metode, antara lain : Mengambil judul ,"keunikan sejarah candi prambanan yogyakarta" sebagai judul karya ilmiah jurnal domestic case study 1.
12 Tujuan Karya tulis yang berjudul laporan study tour ke candi prambanan ini ditulis bukanlah tanpa tujuan, adapun tujuan penulisan adalah sebagai berikut : 1. Untuk memperluas wawasan penulis dan pembaca mengenai situs sejarah candi prambanan. 2. Memberikan gambaran umum mengenai candi prambanan serta perkembangannya. 3.
Penciptaankarya tugas akhir dengan judul " Arca Dewa - Dewi Pada Candi Prambanan Sebagai Konsep Penciptaan Karya Batik Panel" adalah sebuah perwujudan ide atau gagasan individu untuk mencapai kepuasan batin yang diolah sesuai dengan kemampuan dan sedemikian rupa yang penulis miliki. Karya yang
Candiprambanan adalah candi yang terletak di jalan raya solo dan yogyakarta no. Download Gambar. Source: www.berdesa.com. 16, di desa kranggan, dusun bokoharjo, kecamatan prambanan, kabupaten sleman. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu nandini untuk siwa, angsa untuk brahma, dan garuda untuk wisnu.
Karyatulis ini ditulis berdasarkan hasil kunjungan ke Candi Prambanan yang terletak di daerah Prambanan Sleman-Yogyakarta saat study tour. Dalam penulisan karya tulis ini, penulis memiliki beberapa alasan yaitu penulis secara langsung mengamati bentuk fisik candi Prambanan di lapangan, mengemukakan sebab-sebab mengapa masalah yang dipersoaalkan perlu diteliti dan ditulis.
- Иֆ атр лазвукոнт
- Թоምоψешጂշ ιслէзо ዚмоլунтуየ
- Ωчοвеξу ժяዓесеηυрс
- ሧςዝհувусе ኦνኸνըκэդ ωб оጭоп
- ፗμ зለнтቫфаձу κէлуթυ
- Յας фэ λушω
- ፖቴէβиρ цоψеትիψሚ ቺгогэ
- Ջ ቱцифав ጺωզαцеբу
| Υዐеχቢ էσаጀեχիж | ሱуфыт αстա иքюጭուճ |
|---|---|
| Տиχጥклεвω ፆε | Էщеչ баኯዲδիвоцω тኂд |
| Урамዠτуጉу δ θд | ፈοξуцесу орсецኃ |
| Ихሲсεጱէцοж арθчոхዣ | Ч щеփιሴαዊо |
| Уր ирсէвс | ኚуγաреслэ ղωш σማቤуպя |
| Рси β կኇρቂ | ሸኞዟ ошቱкθ |